Media Penjernih Pemikiran Umat

Senin, 31 Desember 2018

Sikap Muslim Dalam Menghadapi Momen Pergantian Tahun?



Momen Pergantian Tahun, Bagaimana Sikap Seorang Muslim?

Momen pergantian tahun baru masehi yang biasa dirayaakan setiap tanggal 1 Januari. Perayaan ini biasaya disambut dengan pawai atau jalan-jalan keliling kota, meniup terompet, membunyikan klakson, kembang api dan lain-lain saat detik-detik terakhir pergantian tahun baru masehi. Seakan momen tahun baru merupakan momen istimewa yang tak boleh terlewatkan. Lalu, bagaimana pandangan menurut kaca mata syar’i dalam hal ini ? Benarkah tahun baru harus kita sambut dengan special ?
Sebagai umat Islam tentunya kita harus konsekwen terhadap keyakinan/akidah yang kita anut, karena sesungguhnya merayakan momen tahun baru ini bukanlah budaya Islam, jadi janganlah sekali-kali terpengaruh dan mengadopsinya menjadi bagian dari budaya kaum muslimin.
“Sebagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran.”    (QS. Al-Baqarah : 109)

Coba perhatikan ayat tersebut! Sesungguhnya momen tahun baru itu salah satu tipu muslihat orang-orang musyirikin untuk menyesatkan kaum muslimin dari jalan kebenaran, jalan yang penuh dengan cahaya rahmat dan karunia-Nya. Karena sejatinya, kaum musyirikin itu mengetahui kalau agama Islam itu agama yang rahmatan lil ‘alamin, sehingga hati mereka menjadi dengki, dan mereka berusaha mengembalikan keyakinan kaum muslimin kepada kekafiran agar jauh dari cahaya Allah.
“Hai orang-orang yang beriman jika kamu mentaati orang-orang kafir itu, niscaya mereka akan mengembalikanmu kebelakang (kepada kekafiran), lalu jadilah kamu orang-orang yang merugi.”(QS.Ali Imron : 149)

Apakah kita mau menjadi orang-orang yang merugi? Tentunya, tak ada seorangpun di antara kita yang ingin menjadi orang yang merugi dan amal ibadahnya tertolak oleh Allah SwT. Kalau demikian mari kita bersama-sama bersiaga dalam menghalau datangnya budaya kaum musyirikin yang mereka proklamirkan lewat liberalisme, modernitas dan premisivisme budaya

Sikap Seorang Muslim Dalam Menghadapi Momen Pergantian Tahun Baru Masehi (1 Januari-New Year)

Pada momentum tahun baru hendaknya kita isi dengan dzikir dan takhmid kepada Allah, karena ini jauh lebih baik ketimbang merayakannya dengan berpesta pora. Melakukan taffakur panjang sangat dianjurkan sebagai bahan renungan dan cermin terhadap eksistensi kita dalam menjalankan dan menegakan syariat Islam selama setahun.

Mencoba mengingat balik amalan ibadah yang telah kita lakukan selama ini, sudah baikkah kuantitas dan kualitas ibadah kita? Berapa umur kita sekarang? Masihkah kita bisa menikmati  kehidupan untuk satu tahun yang akan datang? Karena setiap waktu bergulir, maka jatah hidup kita pun berkurang. 

Hidup di dunia hanya selayang pandang, ia begitu singkat, sesingkat kilat. Sehingga kita harus memanfaatkan waktu yang ada dengan seefisien mungkin untuk beribadah, karena itulah hakekat hidup manusia di dunia. Untuk melakukan amal sholeh dan beribadah kepada Allah SwT. Bahkan Rasulullah pun bersabda terkait dengan umur manusia, “Umur umatku antara 60 sampai 70 tahun.” (HR Tirmidzi)

Jadi, mari kita bersama-sama memanfaatkan waktu yang tersisa dan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT. Menjadikan momentum tahun baru untuk mengingat mati.
Barang kali dapat direnungkan….. bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk kehidupan di akhirat nanti. Apakah kita akan dimasukkan ke ke dalam golongan yang menempati Surga-Nya, sudah cukup kah bekal kita ?


Sumber : 
https://britabrita.com/nasional/pergantian-tahun-baru-masehi-dalam-pandangan-islam/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar