Media Penjernih Pemikiran Umat

Sabtu, 29 Juni 2019

Fenomena Artis Mualaf dan Truly Islam


Fenomena Artis Mualaf dan Truly Islam

Assalamu’alaykum warahmatullahi wabarakatuh 

Alhamdulillah, Muslimah blog update kembali. Kali ini Muslimah blog akan membahas berita terkini yang sedang ramai dibicarakan yaitu tentang fenomena artis mualaf dan Truly Islam. Muslimah blog kali ini kami kutip dari Muslimah News Id. Berikut beritanya dan semoga bermanfaat...

Masuk Islamnya Deddy Corbuzier (DC) menjadi fenomena menarik untuk kita tindak lanjuti. Sebagai sosok yang dikenal publik, masuk Islamnya DC menyita perhatian publik. Peristiwa pengucapan syahadatnya diliput luas oleh media dan menjadi perdebatan di media sosial. Mayoritas umat Islam bersyukur, turut bahagia atas keislaman sang artis. Perbincangan masyarakat melebar hingga membahas apakah DC berislam karena sudah banyak menyelami ajaran Islam atau karena ingin menikahi seorang muslimah. Bahkan publik juga ramai memperdebatkan siapa yang akan membimbing DC dalam berislam. Apakah DC akan cenderung mengikuti grup artis hijrah yang dicap ‘radikal’ atau sebaliknya bersama kelompok muslim ‘moderat’? yang kontroversial, bahkan ada yang mengaku akan berjihad mengembalikan DC ke agama lamanya bila sampai bergabung kajian radikal.

Fenomena mualaf memang sedang menjadi perhatian besar dunia. Islam menjadi agama yang saat ini paling pesat perkembangannya. Salah satunya karena tingginya angka mualaf, di negeri muslim maupun dunia Barat. (https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/dunia/18/09/25/pfld6z384-jumlah-mualaf-muslim-di-norwegia-terus-meningkat) 

Di tengah sistem kehidupan kapitalistik yang menuhankan materi dan menyeret manusia kehilangan banyak fitrah kemanusiaan, kebutuhan manusia terhadap agama semakin menguat.  Ketika agama lamanya tidak mampu menjawab problematika yang ada, banyak orang mengaku beragama (selain Islam) tapi sebenarnya mereka agnostic (bertuhan tapi tidak mengadopsi ajaran agama tertentu). Mereka yang mau berpikir menghendaki agama bisa memuaskan akal mereka sekaligus selaras fitrah. Hingga pada titik tertentu banyak yang menemukan bahwa yang mereka cari adalah Islam.

Di Indonesia, sebuah lembaga mualaf mencatat bahwa ada lebih dari 50 ribu mualaf sepanjang kurun waktu 15 tahunan. https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/mualaf/19/02/08/pmm42z313-tren-hijrah-pengaruhi-jumlah-mualaf-di-indonesia). 

Di negeri mayoritas muslim seperti Indonesia, faktor perilaku, sikap dan budaya kaum muslim bisa menjadi sarana efektif yang langsung dilihat harian oleh nonmuslim. Ini bisa berpengaruh positif maupun negatif terhadap mereka. Kita yakin bahwa semua ajaran Islam membawa maslahat dan paling mampu memberi solusi atas masalah kehidupan. Namun, Baik buruknya kaum muslim dalam mempraktikkan Islam ini bisa membuat non lmuslim tertarik masuk Islam atau sebaliknya.

DC yang dikenal kritis dan memiliki intelektualitas di atas kebanyakan misalnya, dalam beberapa kesempatan di program TV dan channel yang dimilikinya menghadirkan narasumber pemuka agama Islam dan juga mengulik banyak fenomena kritis di tubuh umat Islam. Soal penodaan agama, perbedaan sikap umat Islam dalam perlakuannya terhadap nonmuslim dan masalah-masalah krusial lainnya yang dekat dengan kehidupan beragama umat Islam di negeri ini. Barangkali itulah yang menjadi pintu awal ketertarikannya terhadap Islam. Bersyahadatnya seorang non muslim memang menjadi pintu gerbang masuknya ke dalam Islam. Namun hakikatnya berislamnya seseorang adalah saat dirinya memahami utuh dan mempraktikkan seluruh ajaran Islam sebagai jalan hidup dan referensi satu-satunya dalam menghadapi seluruh aspek hidupnya. Untuk bisa menjadi demikian, seorang mualaf seperti DC dan lainnya harus mendapatkan pembimbingan memadai dan berkelanjutan, mendapatkan pemahaman yang benar tentang syariat. Siapa, dari kelompok mana yang membimbing dan menggunakan ‘Islam yang mana?’. Inilah yang sekarang menjadi problematika kritis bagi banyaknya mualaf di negeri ini. Seharusnya Negara yang menjamin terpenuhinya kebutuhan tersebut. Para mualaf –sebagian membutuhkan perlindungan dan pengayoman selepas dari keluarga yang mungkin tidak lagi menyokong bahkan bisa memusuhinya. Lebih dari itu Negara seharusnya memenuhi kebutuhan mendasar masyarakat untuk beragama. Yakni memberikan pembimbingan dan pendampingan penuh untuk mengenal agama Islam, mulai akidah, syariat hingga dakwah.

Faktanya, saat ini Negara absen dalam mewujudkan itu. Maka para mualaf banyak yang tidak terbimbing, atau mencari pembimbing sendiri di tengah  fitnah polarisasi yang dihadapi umat.   

Mualaf seperti DC di hadapkan pada pilihan bersama saudara muslim yang dicap kelompok radikal ataukah cenderung mengikuti golongan muslim yang dicitrakan moderat padahal sebagian mereka menempatkan syariat dibawah hegemoni tradisi kuno dari luar Islam. Ada istilah Islam nusantara, kearifan lokal dan muslim moderat yang kerap dibenturkan dengan muslim yang dilabel radikal karena menegaskan cita-cita mewujudkan formalisasi syariat atau memperjuangkan Khilafah. Meski bumbu utamanya kontestasi politik, namun polarisasi di tengah umat ini sangat membahayakan. Berbahaya bagi umat Islam karena melahirkan fanatisme/taashub, mendorong perpecahan, permusuhan dan konflik yang gampang tersulut antar sesama muslim yang diharamkan syariat. Bagi mualaf ini juga memberi gambaran yang menyesatkan tentang bagaimana seharusnya muslim berperilaku dan menyelesaikan masalah.

Sadarilah, polarisasi ini adalah bagian dari desain kaum penjajah agar umat Islam tidak menyadari makin kuatnya cengkraman penjajah karena disibukkan oleh problem internal umat Islam. Bahkan rezim hari ini diuntungkan oleh fenomena polarisasi umat demi kepentingan kursinya. Karena itu umat Islam seharusnya segera mengakhiri kondisi mereka yang terkotak-kotak, memahami bahwa Islam hanya satu dan merupakan kewajiban setiap muslim untuk mempraktikkan Islam secara kaffah. Islam yang mana? Islam yang sebenarnya, truly Islam. Inilah yang butuh kita kenalkan dan pahamkan dan bimbingkan kepada saudara-saudara baru kita seperti DC. Hasbunallah wa ni’mal wakiil..

Oleh: Ustazah Iffah Ainur Rochmah
Dikutip dari : Muslimah News Id

1 komentar: