Media Penjernih Pemikiran Umat

Sabtu, 02 Februari 2019

RUMAISHA BINTI MILHAN, IBUNDA ANAS BIN MALIK


RUMAISHA BINTI MILHAN, IBUNDA ANAS BIN MALIK
Rumaisha binti Milhan bin Khalid bin Zaid) adalah salah seorang sahabiyah (sahabat perempuan) Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang termasuk dalam golongan pertama warga Yastrib (kaum Anshar) yang masuk Islam di Madinah. Rumaisha Ummu Sulaim binti Milhan bin Khalid bin Zaid bin Malik adalah seorang wanita keturunan bangsawan dari kabilah Anshar suku Khazraj. Beliau adalah satu dari wanita shalihah yang memiliki kedudukan istimewa di mata Rasulullah. Beliau memiliki sifat keibuan dan wajah manis menawan. Selain itu, ia juga berotak cerdas, penuh kehati-hatian dalam bersikap, dewasa, dan berakhlak mulia, sehingga dengan sifat-sifatnya yang istimewa itulah pamannya yang bernama Malik bin Nadhar melirik dan mempersuntingnya.
Sifat-sifat mulia seperti kecerdasan, kesabaran, dan kecerdasan beliaulah yang menurun kepada anaknya, yaitu Anas bin Malik, pembantu setia Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan salah seorang sahabat dekat beliau. Ya, beliau merupakan ibu dari Anas bin Malik, satu dari tujuh sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang paling banyak meriwayatkan hadits.
Sebelum menikah dengan Abu Thalhah, suaminya ialah Malik bin Nadhar, ayah dari salah satu dari tujuh sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Anas bin Malik. Ketika dakwah Islam terdengar oleh Ummu Sulaim, segeralah ia dan kaumnya menyatakan keislamannya. Ummu Sulaim kemudian menawarkan Islam kepada suaminya yang ketika itu masih musyrik. Namun, di luar dugaan, Malik justru marah kepadanya dan meninggalkannya. Malik akhirnya pergi ke negeri Syam dan meninggal di sana. Setelah suami pertamanya meninggalkannya, Ummu Sulaim menikah dengan Abu Thalhah. Ketika meminangnya, Abu Thalhah masih dalam keadaan musyrik. Sehingga Ummu Sulaim menolak pinangan tersebut sampai Abu Thalhah mau masuk Islam.
Kekuatan iman yang dimiliki Ummu Sulaim begitu kuat, sampai-sampai saat Abu Thalhah sedang berusaha untuk menikahinya, dia menawarkan mahar yang mewah dan harta yang banyak. Sekali lagi, Ummu Sulaim tidak goyah. Sekali pun beliau tidak tergoda dengan kenikmatan dunia yang ditawarkan oleh Abu Thalhah. Setelah mendapatkan penolakan dan Ummu Sulaim mengatakan bahwa jika memang dia akan beragama Islam maka datangilah Rasulullah. Akhirnya, Abu Thalhah bergegas menjumpai Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam yang mana saat itu tengah duduk bersama para sahabatnya. Melihat kedatangan Abu Thalhah, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam berseru, “Abu Thalhah telah datang kepada kalian, dan cahaya Islam tampak pada kedua bola matanya.”
Ketulusan hati Ummu Sulaim benar-benar terasa mengharukan relung-relung hati Abu Thalhah. Ummu Sulaim hanya akan mau dinikahi dengan keislamannya tanpa sedikit pun tegiur oleh kenikmatan yang dia janjikan. Wanita mana lagi yang lebih pantas menjadi istri dan ibu asuh anak-anaknya selain Ummu Sulaim? Hingga tanpa terasa di hadapan Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam lisan Abu Thalhah basah mengulang-ulang kalimat, “Saya mengikuti ajaran Anda, wahai Rasulullah. Saya bersaksi, bahwa tidak ada illah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan–Nya.”
Menurut adz-Dzahabi, Ummu Sulaim meriwayatkan empat belas hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Satu di antaranya muttafaq ‘alaih, satu hadits khusus diriwayatkan oleh al-Bukhari, dan dua hadits oleh Muslim. Ummu Sulaim wafat pada masa kekhalifan Utsman bin Affan. Semoga Allah meridhainya dan menempatkannya dalam Firdaus yang tertinggi, beserta para Nabi, shiddiqin, syuhada, dan shalihin.
Riwayat Pendidikan
Ummu Sulaim merupakan wanita pendahulu yang masuk Islam dari kalangan Anshar. Ia tidak pernah ragu saat Rasulullah menyerukan agama Islam bahkan tidak peduli dengan segala kemungkinan yang berbenturan langsung dengan masyarakat yang jahil para penyembah patung berhala sehingga ia tampak ragu meninggalkan peribadatannya. Suri tauladan beliau atau guru kehidupan beliau yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ummu Sulaim sangat mencintai dan menghormati Rasulullah bahkan melebihi dirinya sendiri.
Anas berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  pernah menemuiku ketika aku sedang bermain dengan beberapa anak sebayaku. Beliau mengucapkan salam kepada kami, kemudian beliau menyuruhku untuk mengerjakan suatu keperluan. Hal itu membuat aku terlambat pulang kepada ibuku, begitu aku datang, ibuku bertanya, “Apa yang membuatmu terlambat?” aku menjawab, “Aku disuruh oleh Rasulullah” ibuku bertanya, “Apa keperluan beliau?” Aku jawab, “Itu rahasia” ibuku berkata, “kalau begitu jangan kamu ceritakan kepada siapapun!” Anas berkata “Demi Allah aku boleh menceritakannya kepada seseorang, tentu aku telah menceritakannya kepadamu wahai Tsabit.” (HR. Muslim)
Profesi
Rumaisha binti Milhan adalah seorang mujahidah, beliau sering ikut Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam banyak peperangan, beliau berjuang dengan segenap kemampuan sebagai seorang perempuan. Salah satu kisah beliau tergambar dalam perang sengit hunain. Diceritakan dalam kitab dan isquo; Hayah Ash Sahabat 1/597 dari kitab dan isquo; Shifah Ash Shofwan II/66 bahwa suatu ketika Abu Thalhah berpapasan dengan Ummu Sulaim dalam perang Hunain. Ia melihat tangannya ada sebilah pisau, maka ia segera menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam  dan berkata: “Ya Rasulullah, lihatlah Ummu Sulaim keluar rumah sambil membawa pisau.” Maka Rasulullah menanyainya “Apa yang hendak kau perbuat dengannya wahai Ummu Sulaim?” Ummu Sulaim menjawab “Aku ingin jika ada yang mendekatiku, aku bisa melukainya.” Dalam riwayat lain “ pisau ini sengaja kusiapkan untuk merobek perut orang musyrik yang berani mendekatiku”
Rumaisha atau Ummu Sulaim juga dikenal sebagai salah satu penghafal hadis  yang mana banyak sahabat-sahabat besar semisal Zaid bin Tsabit Ra, Anas bin malik meriwayatkan hadis dari beliau.
Ummu Sulaim juga merupakan seorang Dai yang bijaksana dan seorang istri yang shalihah, seorang pendidik yang sabar sehingga memasukkan anaknya dalam madrasah nubawah tatkala berumur 10 tahun yang pada gilirannya beliau menjadi seorang ulama diantara ulama Islam.  Ubbabah, salah seorang rijal sanad berkata aku melihat Dia memiliki 7 anak yang semuanya hafal Al-Qur’an
Keteladanan Tokoh Yang Harus di Terapkan Dalam Kehidupan
Ummu Sulaim merupakan sosok perempuan yang patut kita teladani, beliau adalah sosok yang memiliki ketabahan dan kesabaran yang tinggi. Wanita yang teguh yang tetap mantap memeluk Islam walaupun ditentang oleh suaminya sendiri.
Tanggung jawab sebagai seorang istri untuk mengingatkan suaminya kejalan yang benar, kepada suami yang pertama malik bin Nashr, walaupun ia menolak dan dakwah Ummu Sulaim terhadap Abu Thalhah agar masuk islam, dan dia menerima.
Pengorbanan Ummu Sulaim untuk mengutamakan cintanya kepada Allah dan tidak mendahulukan cinta duniawi, Ummu Sulaim tidak mementingkan harta benda diatas agama. Ia menolak emas dan perak, tetapi beliau lebih memilih keislaman Abu Thalhah sebagai maharnya.
Kesabarannya Ummu Sulaim yang luar biasa terhadap musibah yang menimpanya dan menerima dengan lapang dada.
Wanita yang mendidik anaknya dengan baik sehingga menjadi perawi hadis yang terkenal wanita yang cerdik, bagaimana saat ia mengabarkan kepada Abu Thalhah tentang kematian anaknya. Beliau tidak langsung mengabarkan hal-hal buruk yang terjadi. Dan wanita yang sangat berani, dalam perang hunain
Banyak hikmah yang dapat diambil dari kisah Ummu Sulaim, dari kecerdasannya, keberaniannya, ketaatannya dalam agama, serta bagaimana beliau dapat mempertahankan keyakinannya walaupun ditawarkan kemewahan dunia. Sebagai muslimah masa kini, maka sifat-sifat beliau ini dapat menjadi pegangan dalam hidup. Karena sesungguhnya seorang muslimah itu haruslah tangguh dan kuat dalam hal kebaikan apa pun sehingga nantinya dapat mencetak generasi muslim yang madani. InsyaaAllah.
Sumber :
http://maribelajar3.blogspot.com/2014/12/rumaisha-binti-milhan.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar