Media Penjernih Pemikiran Umat

Rabu, 13 Februari 2019

JANGAN GADAIKAN IMANMU DENGAN BUNGA DAN COKLAT “Valentine’s Day Bukan Budaya Orang Islam”


Bulan Februari tepatnya ditanggal 14 Februari identik dengan hari kasih sayang di seluruh dunia. Momen tersebut dikenal dengan Valentine’s Day (V Day). Pada hari itu orang-orang akan memberikan buket bunga dan sekotak cokelat ataupun benda yang mengungkapkan rasa cinta tersebut kepada orang yang dicintainya. V-day ternyata punya latar belakang peristiwa yang bukan berasal dari islam. Mengingatkan kepada semua orang, terutama kaum muslim tentang bahayanya perayaan yang satu ini. Karena V-Day ibarat racun berlumur madu. Kelihatan manis tapi sebetulnya berkadar racun tingkat tinggi bin berbahaya. Mana, ada yang tahan untuk mencicipinya?

Jika V-Day sering diidentikkan sebagai perayaan cinta atau hari kasih sayang? semua orang, kalo dikasihani, dicintai, disayangi pada keroyokan pengin menyambutnya. Tanpa pernah berpikir kalo kasih sayang dengan cinta itu udah dibungkus rapi dengan harapan semua orang nggak pernah tahu mana yang original cinta, mana yang nafsu. Kalo udah gitu, berarti V-Day udah berhasil membius semua orang, termasuk kita yang muslim hilang 'kewarasannya' memaknai cinta. Antara cinta dan nafsu jadi biasa.

Say No Valentine's Day

Mungkin ada yang masih berkilah “ini kan cuma perayaannya aja. ”. Tapi persoalannya nggak sesimpel itu sobat. Apa yang kamu rayakan itu bukan termasuk ajaran agama Islam bahkan bertentangan dengan agama kita. Yuk simak!

Sejarah Hitam Valentine’s Day
The World Book Encyclopedia (1998) melukiskan banyaknya versi mengenai Valentine's Day “Some trace it to an ancient Roman festival called Lupercalia. Other experts connect the event with one or more saints of the early Christian church. Still others link it with an old English belief that birds choose their mates on February 14. Valentine's Day probably came from a combination of all three of those sources-- plus the belief that spring is a time for lovers.”

Jika membicarakan Valentine's Day (V-Day) tepat banget kalo dimulai dari ngebahas si empunya hari, siapa lagi kalo bukan si Valentine. Memang ada beberapa versi cerita tentang V-Day, termasuk tentang seseorang yang bernama Valentine. Ada sebagian versi menceritakan dengan nama “Valentine”, di cerita lain bernama “Valentino”, bahkan ada yang bilang juga “Valentinus”. Valentine atau Valentinus sebenarnya adalah nama seorang Martyr, yakni seorang Kristen yang terbunuh karena mempertahankan ajaran agama yang dianutnya. Valentino adalah nama seorang uskup pada abad ke-3 Masehi di masa Romawi (The Standart International Dictionary, XVIII, p. 5090). Catatan mengenai pendeta yang bernama Santo Valentine ini masih bisa termasuk tentang latar belakang sejarah vonis hukuman mati oleh penguasa romawi saat itu.

Kata “Valentine” itu sendiri berasal dari bahasa Latin Valentinus yang artinya gagah perkasa. Ketika itu, kalo orang ngasih pujian Valentinus atau gagah perkasa sebenarnya ngasih pujian kepada dewa Baal. Sedang Raja Baal yang pertama namanya adalah Nimrod. Siapa itu Nimrod, trus apa hubungan V-Day dengan Nimrod? Begini sobat, menurut legenda Yunani Kuno, Nimrod ini dikenal sebagai seorang pemburu anjing ajak yang gagah perkasa. Dalam bahasa Yunani Nimrod lebih dikenal sebagai Pan, sedangkan anjing ajak dalam bahasa Latin disebut Lupus. Nah, oleh orang Rumawi Nimrod dinamakan sebagai Lupercus atau si pemburu anjing ajak.

Kalo sobat pernah denger peringatan atau festival Lupercalia yang menurut legenda diperingati setiap tanggal 15 Februari, nah sebenarnya itu diambil dari kata Lupercus. Lupercalia sendiri adalah hari perayaan untuk mendewakan Lupercus alias si pemburu anjing ajak, alias si Nimrod, alias si dewa Baal, alias si Valentinus atau Valentine. Ken Sweiger dalam artikel “Should Biblical Christians Observe It?” (www.korrnet.org) mengatakan kata “Valentine” berasal dari Latin yang berarti : “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Yang Maha Kuasa”. Tapi sobat di versi lain, di tempat yang sama di Roma dan tanggal yang sama 15 Februari, Lupercus justru untuk menamai sang Dewa Kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing dengan perayaan yang disebut Lupercalia.
9
Puncak rangkaian festival Lupercalia adalah tanggal 14-15 Februari yaitu penghormatan pada Juno, yang dikenal sebagai Dewi Para Perempuan dan Perkawinan. Ritual apa yang dilakuin untuk mengagungkan Juno? Serem loh, siap-siap ya. Pada malam sebelumnya (tanggal 14), nama-nama dari gadis-gadis Romawi ditulis pada secarik kertas dan dimasukkan ke dalam botol (versi lain diceritakan dimasukkan ke dalam bejana). Trus, nanti akan ada kaum cowok yang akan mengambil secarik kertas dan menjadi pasangan selama festival dengan gadis yang namanya terpilih. Setelah kepilih, akhirnya pasangan itu saling tukar kado sebagai pernyataan cinta kasih, terus acara dilanjutin dari pesta dansa-dansa sampai pesta seks.

Ada versi lain yang menceritakan tentang sejarah Valentine, bahwa pada awalnya orang-orang Romawi merayakan hari besar mereka yang jatuh pada tanggal 15 Pebruari yang diberi nama Lupercalia. Peringatan ini adalah sebagai penghormatan kepada Juno (Tuhan wanita dan perkawinan) serta Pan (Tuhan dari alam ini) seperti apa yang mereka percayai. Acaranya? Laki dan perempuan berkumpul, lalu saling memilih pasangannya lewat kado yang telah dikumpulkan dan diberi tanda sebelumnya—tukar kado. Selanjutnya? Hura-hura sampai pagi.

Intinya, dalam versi manapun yang paling tepat sebagai sejarah
Valentine’s Day, ada persamaan sebagai berikut:
1. Valentine’s Day sebagai pesta penyembahan dewa
2. Valentine’s Day sebagai pesta hura-hura dan seks bebas antara pemuda-pemudi.

Stop Bermaksiat Ala Valentine’s Day

Di era global seperti sekarang ini, dunia sering diibaratkan global village alias sebuah desa global. Saking mudah terjangkaunya akses komunikasi, transportasi tentunya. Berangkat dari situ, maka layak banget kalo kemudian mulai dari cara dandan, cara
berjalan, cara makan, cara tidur orang Barat nun jauh disana, bisa tertransfer dengan gampang ke negeri kita. Makanya ketika ngobrolin globalisasi, ada efek negatif dan ada efek positifnya. Persoalannya apa yang ditransfer Barat bukan cuma cara dan gaya tapi juga persoalan 'nilai'. Sehingga dalam standar 'positif-negatif' pun, kita sudah tertular cara Barat menilai hal positif-negatif. Alias cara ukur kita terhadap suatu perbuatan itu baik atau buruk, sama dengan Barat mengukur baik-buruk, terpuji-tercela, dst.
Termasuk juga V-Day! V-Day sangat terkait dengan agenda westernisasi khususnya kebebasan yang menuju pada kehidupan serba boleh. Bisa sangat kentara liberalnya, kalo kita mencoba berpikir kompleksitas masalah V-Day. Artinya V-Day tidak berdiri sendiri sebagai sebuah perayaan, melainkan bagian dari peradaban sebuah kaum, bangsa atau agama tertentu

Lalu, bagaimana pandangan Islam dalam meneropong tentang
Valentine’s Day?

Pandangan Islam tentang V-Day dan bagaimana menyalurkan cinta dalam Islam.
Yuk lanjut! V-Day, ibarat sekam yang siap menyala dan membakar apapun yang ada di sekitarnya.Sangat berbahaya. Tak mustahil bagi generasi muda yang masih labil, akan termakan dan tergoda rayuannya, kemudian mengadopsinya sebagai gaya gaul remaja
yang lagi in.
Padahal berabad-abad yang lalu Allah swt sudah mengingatkan kepada kita dengan firman-Nya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mengetahui tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS: Al Isra': 36).
Apalagi budaya tersebut memang berasal dari Barat.
Firman Allah swt:  ...dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka
setelah datang ilmu kepadamu (keterangan-keterangan),
sesungguhnya kamu kalau demikian termasuk golongan orangorang
dholim.” (QS: Al Baqarah: 145).

Ada suatu kaidah syar'iyah yang berbunyi: “Asal (pokok/dasar) perbuatan adalah terkait (terikat) dengan hukum-hukum Islam.” Termasuk dalam berkasih sayang versi V-Day ini, wajib tahu hukumnya biar kita tidak nyesel seumur hidup. V-Day sebagai bagian dari westernisasi yang mengusung kemasan 'kasih sayang' memang telah berhasil memalingkan dari kasih sayang yang suci dalam pandangan Islam dan mencuci otak remaja dengan prinsip gaya hidup serba bebas, selama tidak mengganggu hak-hak orang lain. Kasih sayang yang dimuat V-Day itu bernuansa kebebasan bergaul. Dan ini jelas sangat berbahaya. Karena konsekuensi dari masalah ini adalah halal atau haram alias pahala dan dosa.
18
Sebagai seorang remaja muslim yang beriman kepada Allah dan hari akhir, tentu saja kita tidak layak mengikuti budaya yang tak jelas. V-Day telah memakan banyak korban, khususnya remaja. Kita tertipu di balik gemerlapnya V-Day yang telah menikam perasaan dan pikiran sehat kita. Dan kita menjadi liar dalam mewujudkan kasih sayang. Hati-hati, jangan sampai celaan Nabi kita dialamatkan kepada kita melalui sabdanya, “Siapa saja yang menyerupai suatu kaum (gaya hidup dan adat istiadatnya), maka mereka termasuk golongan tersebut.” (HR. Abu Daud dan Imam Ahmad dari Ibnu Umar).
Nah kamu mau ngga diakui sebagai golongan Rasulullah Muhammad saw. karena merayakan V-Day? Ngga mau kan?

Agar lebih rinci, yuk kita bahas dimana sebenarnya letak ketidakbolehan kita sebagai muslim melaksanakan ritual V-Day:
1. Menyerupai orang kafir
Rasulullah saw. secara tegas mengelompokkan kaum Muslim yang mengikuti perayaan dan kebiasaan orang-orang kafir sama seperti mereka dan tidak termasuk golongan Rasul (kaum Muslim). Rasulullah saw. bersabda: “Tidak termasuk golonganku orang-orang yang menyerupai selain golonganku.”(HR at- Tirmidzi).
2. Menghantarkan perzinaan
Aktivitas merayakan V-Day nggak usah ditutup-tutupi udah pasti berbau pergaulan bebas. Nggak usah divonis, semua orang juga tahu kalo yang namanya V-Day identik dengan akvitas hura-hura. Laki-perempuan tercampur aduk. Padahal sudah sangat jelas bahwa hukum asal kaum wanita dan laki-laki adalah terpisah sebelum ada dalil atau keperluan syar'I yang menuntut keduanya bertemu, misalnya berdagang, bekerja, beribadah, haji, sholat, menikah dll. Allah SWT berfirman: "Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan
suatu jalan yang buruk". (QS. Al-Isra' : 32).
3. Mengokohkan Budaya Barat
V-Day sudah diakui oleh siapapun sebenarnya sebagai budaya Barat. Dia telah berhasil merusak tatanan masyarakat timur apalagi Islam, mengikuti Valentine bukan saja sekedar pesta untuk menyatakan kasih sayang, tetapi juga pesta yang mau-tidak-mau harus mengikutkan budaya yang lainnya.

Maka dari itu, V’Day bukan perayaan atau budaya dari orang Islam. Sewajarnya kita sebagai muslim tidak ikut-ikutan dalam momen tersebut, seperti memberikan bunga atau coklat kepada orang tercinta. Jangan gadaikan Imanmu dengan bunga dan coklat dalam momen Valentine’s Day.

Sumber: Kutipan dan Ringkasan E-Book Cinta Sehat Tanpa Maksiat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar