Media Penjernih Pemikiran Umat

Jumat, 28 September 2018

SEPERCIK KISAH SANG ASH-SHIDDIQ, ABU BAKAR




Assalaamu’alaykum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.




Apa kabar sahabat #MuslimahBlog?
Semoga selalu sehat dan dalam perlindungan Allah Subhanahu Wata’ala. Aamiin Allahumma Aamiin.

#MuslimahBlog kali ini dengan tema “Jangan Lupakan Sejarah Edisi 2” akan membahas salah satu sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.

            Abu Bakar Ash-Shiddiq lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu pada 572 Masehi di Makkah. Beliau berasal dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama asli beliau adalah Abdullah bin Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Quraisy. Ayahnya Abu Bakar bernama Utsman Abu Kuhafah dan ibunya bernama Salma Ummul Khair.
           
            Abu Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (artinya ‘hamba Ka’bah’), yang kemudian diubah oleh Nabi menjadi Abdullah (artinya ‘hamba Allah’). Nabi memberinya gelar yaitu Ash-Shiddiq (artinya ‘yang berkata benar’) setelah Abu Bakar membenarkan peristiwa Isra Mi’raj yang diceritakan Nabi kepada para pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama “Abu Bakar Ash-Shiddiq”. Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang paling utama bahkan ia adalah manusia paling mulia setelah para nabi dan rasul. Abu Bakar memeluk Islam tatkala orang-orang masih mengingkari Nabi.

1.        Assabiqunal Awwalun (Pemeluk Islam Pertama)
                 Sebagaimana orang-orang yang pertama masuk Islam, cobaan yang diderita Abu Bakar Ash-Shiddiq cukup banyak. Namun ia senantiasa tetap setia menemani Nabi dan membersamai Nabi menjadi satu-satunya teman hijrah ke Madinah pada 622 Masehi. Abu Bakar adalah orang yang cerdas, mudah mengerti dakwah yang disampaikan Rasulullah sehingga ia pun cepat membenarkan dan meyakini apa yang dikatakan Nabi. Ibnu Hisyam mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Tidaklah aku mengajak seseorang kepada Islam melainkan ia tidak langsung menjawab, masih pikir-pikir, dan masih ragu-ragu, kecuali Abu Bakar bin Abi Kuhafah. Tatkala aku berbicara dengannya, ia tidak menunda-nunda (pembenarannya) dan ia tidak ragu-ragu.”.

2.        Khalifah Islam Pertama
                 Khalifah adalah gelar yang diberikan untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad. Khalifah juga sering disebut Amirul Mu’minin atau “pemimpin orang-orang beriman” atau “pemimpin orang-orang mukmin” yang kadang disingkat menjadi “amir”. Sepeninggal Rasulullah, ada yang menjadi khalifah dalam rangka menjalankan pemerintahan dengan menerapkan seluruh syari’at Islam. Dari merekalah kita bisa memperoleh banyak pelajaran bagaimana meneladani Rasulullah dalam masalah kepemimpinan dan pemerintahan.
                 Setelah wafatnya Rasulullah, maka melalui musyawarah antara kaum Muhajirin dan Anshar memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama.
                 Setelah pembaiatan (pengangkatan atau pelantikan) Abu Bakar RA. sebagai Khalifah, beliau berpidato: “Hai saudara-saudara! Kalian telah membaiat saya sebagai khalifah. Sesungguhnya saya tidaklah lebih baik dari kalian. Oleh karenanya, apabila saya berbuat baik, maka tolonglah dan bantulah saya dalam kebaikan itu. Tetapi apabila saya berbuat kesalahan, maka tegurlah saya. Taatlah kalian kepada saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian menaati saya apabila saya berbuat maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (lihat Abdul Aziz Al-Badri, Al-Islam bainal Ulama wal Hukkam).
                 Segera setelah menjadi khalifah, urusan Abu Bakar banyak disibukkan oleh pemadaman pemberontakan dan pelurusan aqidah masyarakat yang melenceng setelah meninggalnya Nabi. Dalam biografi Abu Bakar, diketahui bahwa beliau memerangi Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad, dan juga memungut zakat kepada suku-suku yang tidak mau membayarnya setelah meninggalnya Nabi Muhammad.

3.        Kepemimpinan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
                 Sejak sebelum masuk Islam, Abu Bakar RA. terkenal sebagai orang yang baik, lembut hatinya, gemar menolong dan suka memberi maaf. Dan setelah masuk Islam dan berkuasa sebagai khalifah pengganti Rasulullah dalam memimpin negara dan umat, tentunya tidak diragukan lagi bahwa Abu Bakar RA. adalah orang yang betul-betul memahami sabda  Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Ya Allah, siapa saja yang diberi tanggung jawab memimpin urusan pemerintahan umatku dan menimbulkan kesulitan bagi mereka, maka persulitlah dia. Dan siapa saja yang memerintah umatku dengan sikap lembut (bersahabat) kepada mereka, maka lembutlah kepadanya.” (HR. Muslim).
                 Namun sebagai khalifah, beliau wajib memerintah dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul, dan wajib menjaga agar hukum syari’at tetap terjaga. Oleh sebab itu, dalam rangka mempertahankan kedaulatan hukum syari’at, tidak segan-segan beliau mengambil tindakan tegas bagi siapa saja yang hendak merobohkannya.
                 Pemerintahan Abu Bakar adalah pemerintahan pertama yang mengobarkan peperangan dan mempersenjatai bala tentara untuk membela hak-hak kaum kafir yang lemah. Abu Bakar yang memulai penaklukan dan perluasan Islam pada masanya, Islam mampu menaklukan Persia dan Romawi.
                 Abu Bakar menjadi khalifah hanya selama dua tahun. Masa sesingkat itu beliau habiskan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintah Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad dengan sendirinya batal setelah wafatnya Nabi. Karena itu mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepada dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan, maka Abu Bakar menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid bin Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam perang ini.
                 Abu Bakar meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 634 Masehi di Madinah. Beliau dimakamkan disamping makam Rasulullah. Selanjutnya posisi khalifah digantikan oleh Umar bin Khattab.

Naah, itulah tadi sedikit sejarah tentang sahabat Rasulullah yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. yang sangat menginspirasi kita sebagai Muslim. Semoga kita semua dapat menjadi Muslim yang cerdas layaknya seorang Abu Bakar, serta menanamkan rasa cinta yang tulus kepada Allah dan Nabi Muhammad seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar. Aamiin..

Semoga bermanfaat dan sampai bertemu dipostingan #MuslimahBlog yang selanjutnya yaa J

REFERENSI :





    
    
           

           


1 komentar: