Assalaamu’alaykum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
Apa kabar sahabat #MuslimahBlog?
Semoga selalu sehat dan dalam perlindungan Allah
Subhanahu Wata’ala. Aamiin Allahumma Aamiin.
#MuslimahBlog kali ini dengan tema “Jangan Lupakan
Sejarah Edisi 2” akan membahas salah satu sahabat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.
Abu
Bakar Ash-Shiddiq lahir bersamaan dengan tahun kelahiran Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu pada 572 Masehi di Makkah. Beliau berasal
dari keturunan Bani Taim, suku Quraisy. Nama asli beliau adalah Abdullah bin
Utsman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Quraisy. Ayahnya
Abu Bakar bernama Utsman Abu Kuhafah dan ibunya bernama Salma Ummul Khair.
Abu
Bakar adalah ayah dari Aisyah, istri Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa
sallam. Nama yang sebenarnya adalah Abdul Ka’bah (artinya ‘hamba Ka’bah’), yang
kemudian diubah oleh Nabi menjadi Abdullah (artinya ‘hamba Allah’). Nabi memberinya
gelar yaitu Ash-Shiddiq (artinya ‘yang berkata benar’) setelah Abu Bakar
membenarkan peristiwa Isra Mi’raj yang diceritakan Nabi kepada para
pengikutnya, sehingga ia lebih dikenal dengan nama “Abu Bakar Ash-Shiddiq”. Abu
Bakar adalah sahabat Nabi yang paling utama bahkan ia adalah manusia paling
mulia setelah para nabi dan rasul. Abu Bakar memeluk Islam tatkala orang-orang
masih mengingkari Nabi.
1.
Assabiqunal
Awwalun (Pemeluk Islam Pertama)
Sebagaimana orang-orang yang pertama
masuk Islam, cobaan yang diderita Abu Bakar Ash-Shiddiq cukup banyak. Namun ia
senantiasa tetap setia menemani Nabi dan membersamai Nabi menjadi satu-satunya
teman hijrah ke Madinah pada 622 Masehi. Abu Bakar adalah orang yang cerdas,
mudah mengerti dakwah yang disampaikan Rasulullah sehingga ia pun cepat
membenarkan dan meyakini apa yang dikatakan Nabi. Ibnu Hisyam mengatakan bahwa
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda: “Tidaklah aku mengajak
seseorang kepada Islam melainkan ia tidak langsung menjawab, masih pikir-pikir,
dan masih ragu-ragu, kecuali Abu Bakar bin Abi Kuhafah. Tatkala aku berbicara
dengannya, ia tidak menunda-nunda (pembenarannya) dan ia tidak ragu-ragu.”.
2.
Khalifah
Islam Pertama
Khalifah adalah gelar yang diberikan
untuk pemimpin umat Islam setelah wafatnya Nabi Muhammad. Khalifah juga sering
disebut Amirul Mu’minin atau “pemimpin orang-orang beriman” atau “pemimpin
orang-orang mukmin” yang kadang disingkat menjadi “amir”. Sepeninggal
Rasulullah, ada yang menjadi khalifah dalam rangka menjalankan pemerintahan
dengan menerapkan seluruh syari’at Islam. Dari merekalah kita bisa memperoleh
banyak pelajaran bagaimana meneladani Rasulullah dalam masalah kepemimpinan dan
pemerintahan.
Setelah
wafatnya Rasulullah, maka melalui musyawarah antara kaum Muhajirin dan Anshar
memilih Abu Bakar sebagai khalifah pertama.
Setelah
pembaiatan (pengangkatan atau pelantikan) Abu Bakar RA. sebagai Khalifah,
beliau berpidato: “Hai saudara-saudara! Kalian telah membaiat saya sebagai
khalifah. Sesungguhnya saya tidaklah lebih baik dari kalian. Oleh karenanya,
apabila saya berbuat baik, maka tolonglah dan bantulah saya dalam kebaikan itu.
Tetapi apabila saya berbuat kesalahan, maka tegurlah saya. Taatlah kalian
kepada saya selama saya taat kepada Allah dan Rasul-Nya, dan janganlah kalian
menaati saya apabila saya berbuat maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (lihat
Abdul Aziz Al-Badri, Al-Islam bainal Ulama wal Hukkam).
Segera
setelah menjadi khalifah, urusan Abu Bakar banyak disibukkan oleh pemadaman
pemberontakan dan pelurusan aqidah masyarakat yang melenceng setelah
meninggalnya Nabi. Dalam biografi Abu Bakar, diketahui bahwa beliau memerangi
Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim dirinya sebagai
nabi baru menggantikan Nabi Muhammad, dan juga memungut zakat kepada suku-suku
yang tidak mau membayarnya setelah meninggalnya Nabi Muhammad.
3.
Kepemimpinan
Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq
Sejak
sebelum masuk Islam, Abu Bakar RA. terkenal sebagai orang yang baik, lembut
hatinya, gemar menolong dan suka memberi maaf. Dan setelah masuk Islam dan
berkuasa sebagai khalifah pengganti Rasulullah dalam memimpin negara dan umat,
tentunya tidak diragukan lagi bahwa Abu Bakar RA. adalah orang yang betul-betul
memahami sabda Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam: “Ya Allah, siapa saja yang diberi tanggung jawab memimpin
urusan pemerintahan umatku dan menimbulkan kesulitan bagi mereka, maka
persulitlah dia. Dan siapa saja yang memerintah umatku dengan sikap lembut
(bersahabat) kepada mereka, maka lembutlah kepadanya.” (HR. Muslim).
Namun
sebagai khalifah, beliau wajib memerintah dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasul,
dan wajib menjaga agar hukum syari’at tetap terjaga. Oleh sebab itu, dalam
rangka mempertahankan kedaulatan hukum syari’at, tidak segan-segan beliau mengambil
tindakan tegas bagi siapa saja yang hendak merobohkannya.
Pemerintahan
Abu Bakar adalah pemerintahan pertama yang mengobarkan peperangan dan
mempersenjatai bala tentara untuk membela hak-hak kaum kafir yang lemah. Abu
Bakar yang memulai penaklukan dan perluasan Islam pada masanya, Islam mampu
menaklukan Persia dan Romawi.
Abu
Bakar menjadi khalifah hanya selama dua tahun. Masa sesingkat itu beliau
habiskan untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang
ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada
pemerintah Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi
Muhammad dengan sendirinya batal setelah wafatnya Nabi. Karena itu mereka
menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepada dan penentangan mereka yang
dapat membahayakan agama dan pemerintahan, maka Abu Bakar menyelesaikan
persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan
kemurtadan). Khalid bin Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam perang
ini.
Abu
Bakar meninggal dunia pada tanggal 23 Agustus 634 Masehi di Madinah. Beliau
dimakamkan disamping makam Rasulullah. Selanjutnya posisi khalifah digantikan
oleh Umar bin Khattab.
Naah, itulah tadi sedikit sejarah tentang
sahabat Rasulullah yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq RA. yang sangat menginspirasi
kita sebagai Muslim. Semoga kita semua dapat menjadi Muslim yang cerdas
layaknya seorang Abu Bakar, serta menanamkan rasa cinta yang tulus kepada Allah
dan Nabi Muhammad seperti yang dilakukan oleh Abu Bakar. Aamiin..
Semoga bermanfaat dan sampai bertemu
dipostingan #MuslimahBlog yang selanjutnya yaa J
REFERENSI :
MaasyaaAllah
BalasHapus