Media Penjernih Pemikiran Umat

Sabtu, 01 September 2018

SEJARAH AGAMA ISLAM DI DUNIA & MASA KEPEMIMPINAN RASULULLAH


1.      Sejarah Agama Islam di Dunia
            Islam muncul di Semenanjung Arab pada abad 7 Masehi ketika Nabi Muhammad SAW mendapat ayat-ayat Allah SWT. Setelah kematian Rasulullah SAW, Islam berkembang ke Samudera Atlantik di Barat dan Asia Tengah di Timur. Seiring waktu, Muslim dibagi dan ada banyak kerajaan Islam berkembang lainnya.
            Namun, munculnya Islam sebagai kerajaan-kerajaan Umayyah, Abbasiyah, kerajaan Seljuk/Turki Seljuk, Ottoman Empire, Mughal Empire, India dan Kesultanan Malaka telah menjadi kerajaan yang kuat. Tempat yang bagus untuk belajar ilmu pengetahuan telah menyadari sebuah peradaban Islam yang agung. Banyak ahli dalam ilmu sains dan sebagainya muncul dari negara-negara Muslim, terutama di zaman emas Islam. Pada abad ke-18 dan ke-19 Masehi, banyak daerah Islam jatuh ke tangan penjajah Eropa.
            Kondisi bangsa Arab sebelum kedatangan Islam, disekitar Makkah masih diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai Tuhan, yang dikenal dengan istilah Paganisme. Selain menyembah berhala, dikalangan bangsa Arab ada pula yang menyembah agama Masehi (Nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman, Najran, dan Syam. Disamping itu juga agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman dan Madinah, serta agama Majusi, yaitu agama orang-orang Persia.
            Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal atau 20 April 571 M. Ketika itu Raja Yaman Abrahah dengan gajahnya menyerbu Makkah untuk menghancurkan Ka’bah. Sehingga tahun itu dinamakan Tahun Gajah. Beliau telah menjadi yatim piatu ketika berumur 8 tahun dan beliau diasuh oleh kakek dan pamannya, Abdul Muthalib dan Abu Thalib. Pada umur 12 tahun Nabi Muhammad sudah mengenal perdagangan, sebab saat itu beliau telah diajak berdagang oleh paman beliau, Abu Thalib ke negeri Syam. Dari pengalamannya berdagang, maka setelah beranjak dewasa, beliau ingin berusaha berdagang dengan membawa barang dagangan Khadijah, seorang saudagar wanita yang pada akhirnya menjadi istri beliau.
            Fase kenabian Nabi Muhammad dimulai ketika beliau bertahannus atau menyepi di Gua Hira, sebagai imbas keprihatinan beliau melihat keadaan bangsa Arab yang menyembah berhala. Di tempat inilah beliau menerima wahyu yang pertama, yang berupa surat Al-‘Alaq ayat 1-5. Dengan wahyu yang pertama ini, maka beliau telah diangkat menjadi nabi, utusan Allah. Pada saat itu, Nabi Muhammad belum diperintahkan untuk menyeru kepada umatnya, namun setelah turun wahyu kedua, yaitu surat Al-Mudatsir ayat 1-7, Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rasul yang harus berdakwah. Dalam hal ini dakwah Nabi Muhammad dibagi menjadi dua periode, yaitu :
1)      Periode Makkah, ciri pokok dari periode ini adalah pembinaan dan pendidikan tauhid (dalam arti luas). Pada periode ini, tiga tahun pertama dakwah Islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah Islam di lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah, yang menerima dakwah beliau, kemudan Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar, lalu Zaid bekas budak beliau. Disamping itu, juga banyak orang yang masuk Islam dengan perantaraan Abu Bakar yang terkenal dengan julukan Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang lebih dulu masuk Islam), mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdurrahman bin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarhah, dan Al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk berdakwah (rumah Arqam). Kemudian setelah turun ayat 94 surah Al-Hijr, Nabi Muhammad SAW memulai dakwah secara terang-terangan.
2)      Periode Madinah, ciri pokok dari periode ini adalah pendidikan sosial dan politik (dalam arti luas). Dalam periode ini, pengembangan Islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat Islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, nabi kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat Islam di Madinah, sebagai berikut :
a.       Mendirikan Masjid.
b.      Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan Muhajirin.
c.       Perjanjian saling membantu antara sesama kaum Muslimin dan bukan Muslimin.
d.      Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru.
e.       Mengadakan perjanjian dengan seluruh penduduk Madinah, baik yang sudah masuk Islam maupun yang belum masuk Islam. Perjanjian ini dikenal dengan “Piagam Madinah”, yang berisi undang-undang yang dikenal dengan konstitusi Madinah.

2.      Kepemimpinan Rasulullah SAW
            Nabi Muhammad SAW adalah pemimpin dunia terbesar sepanjang sejarah. Karena hanya dalam waktu 23 tahun (kurang dari seperempat abad), dengan biaya kurang dari satu persen biaya yang dipergunakan untuk revolusi Perancis dan dengan korban kurang dari seribu orang. Beliau telah menghasilkan tiga karya besar yang belum pernah dicapai oleh pemimpin manapun diseluruh dunia sejak Nabi Adam AS sampai sekarang. Tiga karya besar tersebut adalah :
1)      Mengesakan Tuhan
            Nabi Muhammad SAW telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semula mempercayai Tuhan sebanyak 360 (berpaham polytheisme) menjadi bangsa yang memiliki keyakinan tauhid mutlak atau monotheisme absolut.
2)      Kesatuan Umat
            Nabi Muhammad SAW telah berhasil menjadikan bangsa Arab yang semua selalu melakukan permusuhan dan peperangan antar suku dan antar kabilah, menjadi bangsa yang bersatu padu dalam ikatan keimanan dalam naungan agama Islam.
3)      Kesatuan Pemerintahan
            Nabi Muhammad SAW telah berhasil membimbing bangsa Arab yang selamanya belum pernah memiliki pemerintahan sendiri yang merdeka dan berdaulat, karena bangsa Arab adalah bangsa yang selalu dijajah oleh Persia dan Romawi, menjadi bangsa Arab yang mampu mendirikan negara kesatuan yang terbentang luas mulai dari benua Afrika sampai Asia.

            Kepribadian Nabi Muhammad SAW yang sangat menunjang dakwah beliau disebutkan dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
1)      Bersikap lemah lembut.
2)      Selalu memaafkan kesalahan orang lain betapapun besar kesalahan tersebut selama kesalahan tersebut terhadap pribadi beliau.
3)      Memintakan ampun dosa dan kesalahan orang lain kepada Allah SWT jika kesalahan tersebut terhadap Allah SWT.
4)      Selalu mengajak bermusyawarah dengan para sahabat beliau dalam urusan dunia dan beliau selalu konsekuen memegang hasil keputusan musyawarah.
5)      Jika beliau ingin melakukan sesuatu, maka beliau selalu bertawakal kepada Allah SWT.
Kelima kepribadian Nabi Besar Muhammad saw. tersebut di atas, dituturkan oleh Allah swt. dalam surat Ali Imran ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللهِ  لِنْتَ لَهُمْ ، وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ،
 فَاعْفُ  عَنْهَمْ .وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الاَمْرِ ، فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ ؛ إِنَّ اللهَ  يُحِبُّ  الْمُتَوَكِّلِيْنَ .
"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya". [QS. Ali Imran : 159]
REFERENSI :


2 komentar: