Media Penjernih Pemikiran Umat

Sabtu, 19 Oktober 2019




Kisah Shalahuddin Al-Ayyubi Menaklukan Yerusalem

Wilayah Yerussalem menjadi wilayah yang sangat penting bagi umat Islam, karena di Yerusalem terdapat Masjidil Aqsha. Menurut keyakinan umat Islam, masjid Al-Aqsha merupakan kiblat pertama bagi umat Islam. Tak hanya itu, wilayah Yerusalem juga menjadi tempat bersejarah bagi umat Islam. Sebab Masjid Al-Aqsha merupakan tempat Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra Mi’raj yang mencetuskan perintah salat lima waktu.
Tak hanya sangat berharga bagi umat Islam, Yerusalem juga menjadi wilayah suci bagi umat Kristen dan Yahudi. Oleh karena itu, orang-orang Katolik mengambil alih Yerusalem dari tangan kaum Muslim atas restu Paus Urbanus II melalui bantuan militer yang disebut Perang Salib I. Pada tanggal 27 November 1095, Kaisar Bizantium Alexius I Komnesus meminta bantuan Paus untuk memperoleh tentara dari berbagai negara di Eropa Barat. Pada Juli 1099, Pasukan Perang Salib akhirnya tiba di Yerussalem. Di bawah komando Godfrey dari Buillon, mereka menggempur habis-habisan benteng Yerusalem. Tak tanggung-tanggung, pasukan Perang Salib membunuh kaum Muslim yang merupakan imam, ulama, ahli ibadah dan lainnya di sekitar Masjid Al-Aqsha untuk merebut wilayah Yerusalem.
Menurut catatan sejarah, seorang panglima Islam bernama Shalahuddin Al-Ayyubi pun bertekad untuk menaklukkan kembali wilayah Yerusalem. Saat itu, Shalahuddin Al-Ayyubi pernah berkata, "Ketika Allah memberiku tanah Mesir, aku yakin dia juga akan memberikan Palestina kepadaku." Mengatakan hal tersebut dengan sangat percaya diri setelah berhasil menaklukkan Mesir dan Suriah pada tahun 1175 M.
Shalahuddin Al-Ayyubi berasal dari kalangan non-Arab dan berasal dari suku Kurdi. Dia lahir di Kota Tikrit, Irak yang terletak di antara Baghdad dan Mosul pada tahun 1138 M. Keluarga mereka pun pindah dari Tikrit ke Mosul. Di sana, Shalahuddin Al-Ayyubi kemudian belajar menunggang kuda, menggunakan senjata, memulai Alquran, dan menghafalkan hadist-hadist.
Sebelum ditaklukkan oleh Shalahuddin Al-Ayyubi, wilayah Mesir berada di bawah kepemimpinan Daulah Fathimiyah yang merupakan kerajaan Syiah. Menurut sang paman yang bernama Nuruddin Mahmud, penaklukkan Daulah Fathimiyah merupakan kunci untuk membebaskan Yerusalem dari kekuatan Pasukan Perang Salib. Nuruddin Mahmud kemudian mengirimkan pasukan dari Damaskus untuk membantu Shalahuddin Al-Ayyubi menaklukkan Mesir dan membuat sebagian besar pasukan Salib yang ada di Mesir kocar-kacir. Bahkan Shalahuddin Al-Ayyubi pun diangkat menjadi Menteri di Mesir.
Setelah itu, Shalahuddin Al-Ayyubi menyusun rencana untuk menaklukkan Yerusalem dengan menyatukan penduduk Syam, Irak, Yaman, Hijaz dan Maroko di bawah satu komando. Shalahuddin Al-Ayyubi pun semakin mengkonfirmasikan tanah para nabi ini dari kesyirikan Trinitas. Pertama-tama, Shalahuddin Al-Ayyubi dan pasukannya menghadapi Pasukan Salib di Hathin sebagai perang pembuka untuk menaklukkan Yerusalem. Dengan kekuatan 63.000 pasukan, kaum Muslim berhasil mengalahkan 30.000 pasukan Salib dan memenangkan30.000 pasukan lainnya. Kemudian pasukan Muslim tiba di al-Quds untuk mengepung kota suci tersebut dan perang pun berkecamuk. Pasukan Salib telah berhasil memancangkan salib besar di atas Kubatu Shakhrakh untuk mendapatkan kebebasan Muslim, namun pasukan Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil menyeberang tersebut dan membuat pasukan Salib terpojok dan memilih untuk berunding. Shalahuddin kemudian berkata, "Aku tidak akan menyisakan seorang pun darikaum Nasrani, menyetujui mereka sebelumnya tidak menyisakan seorang pun dari umat Islam(kompilasi menaklukkan Yerusalem)."
Mendengar hal tersebut, Pasukan Salib pun turut memberikan pertahanan akan menghabisi seluruh tawanan dan membakar wilayah Yerusalem. Sebagai solusi win-win , Shalahuddin kemudian menuruti permintaan Pasukan Salib dengan persyaratan mereka membayar 10 dinar untuk setiap laki-laki, 5 dinar untuk setiap perempuan, dan 2 dinar untuk anak-anak. Akhirnya, Pasukan Salib pun meninggalkan Yerusalem dengan membawa pulang dan menyelesaikan misi Shalahuddin berhasil membebaskan kota suci tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar