Media Penjernih Pemikiran Umat

Sabtu, 18 Januari 2020

Abbad bin Bisyr : Tidak Terlena dengan Kenikmatan Ibadah

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
Alhamdulillah dalam muslimah blog update kembali 'Kisah Inspirasi' dengan judul "Abbad bin Bisyr : Tidak Terlena dengan Kenikmatan Ibadah".

Selamat membaca ..

Jika nikmatnya ibadah dan munajat saja tidak boleh melalaikan diri dari tanggung jawab terhadap umat, apalagi dengan kenikmatan dunia yang kadang tidak dapat dinikmatinya?
________________________________________
/ Abbad bin Bisyr: Tidak Terlena dengan Kenikmatan Ibadah
Saat perjalanan pulang dari Perang Dzat ar-Riqa’, Rasulullah ﷺ dan kaum Muslim kemudian memutuskan menginap di suatu tempat. Rasul menunjuk beberapa orang untuk berjaga bergantian, diantara mereka adalah ‘Ammar bin Yasir dan ‘Abbad bin Bisyr r.a.
‘Abbad melihat bahwa ‘Ammar sedang kelelahan, kemudian beliau meminta agar ‘Ammar tidur lebih dahulu. Setelah memeriksa tempat di sekitarnya, dan terlihat aman, ‘Abbad bangkit untuk menunaikan shalat tahajud. Ketika sedang berdiri menuntaskan surah di rakaat pertama, tubuhnya terkena anak panah. Ia mencabut anak panah itu dan melanjutkan bacaannya.
Tak berapa lama anak panah kedua mengenainya, ‘Abbad mencabut anak panah itu dan menyelesaikan bacaannya, lalu ruku’ dan sujud. Dengan sisa tenaga yang terkuras karena menahan rasa sakit dan lelah, dengan tetap bersujud beliau ulurkan tangan untuk mengguncang-guncangkan ‘Ammar sampai terbangun. Setelah itu, ia bangun dari sujud dan menuntaskan shalat.
Ammar terkejut dengan ucapan ‘Abbad:
قم للحراسة مكاني فقد أصبت
“Gantikanlah aku untuk berjaga karena aku telah terluka,”
Ammar pun melompat dan membuat kegaduhan (untuk membangunkan pasukan) hingga membuat para penyusup itu melarikan diri. Setelah itu, ia berpaling pada ‘Abbad, dan bertanya
هلا أيقظْتَني أوّلَ ما رميتَ؟
“Kenapa engkau tidak membangunkanku saat pertama kali engkau dipanah?”
‘Abbad menjawab,
كنت أتلو في صلاتي آيات من القرآن ملأت نفسي رَوْعَة، فلم أحب أن أقطعَها.
ووالله، لولا أن أضيع ثغرا أمرني الرسول بحفظه، لآثرت الموت على أن أقطع تلك الآيات التي كنت أتلوها
“Aku sedang membaca ayat-ayat Al Qur’an yang sangat menggetarkan hatiku dalam shalatku, hingga aku tak ingin memutusnya. Demi Allah, jikalau tidak karena akan mengabaikan pos penjagaan yang aku diperintahkan Rasulullah untuk menjaganya, aku akan lebih memilih mati daripada memutuskan bacaan ayat-ayat yang sedang kubaca dalam sholat tadi” (Rijâlu Hawla ar Rasûl, hal 426 – 427. Maktabah Syamilah)
===
Beginilah sikap sahabat yang mulia ini, kenikmatan ibadahnya tidak melalaikan dirinya dari tanggung jawab untuk menjaga umat Islam.
Jika nikmatnya ibadah dan munajat saja tidak boleh melalaikan diri dari tanggung jawab terhadap umat, apalagi dengan kenikmatan dunia yang kadang tidak dapat dinikmatinya?
Mana tanggung jawab kita sebagai muslim ketika ajaran Islam diabaikan, dikerdilkan, dan umat Islam terpinggirkan? Apakah ‘kealpaan’ kita dikarenakan kita sibuk menikmati munajat seorang diri ataukah justru karena kita sibuk mengejar kenikmatan duniawi dan terlena karenanya? Padahal Imam al Awza’i (w. 157 H) menyatakan:
مَا مِنْ مُسْلِمٍ إِلَّا وَهُوَ قَائِمٌ عَلَى ثَغْرَةٍ مِنْ ثُغَرِ الْإِسْلَامِ، فَمَنِ اسْتَطَاعَ أَلَّا يُؤْتَى الْإِسْلَامُ مِنْ ثَغْرَتِهِ فَلْيَفْعَلْ
“Tidak ada seorang muslimpun kecuali dia berada di satu pos penjagaan di antara pos-pos penjagaan Islam. Siapa saja yang mampu, jangan sampai Islam diserang dari pos yang dijaganya” (Al Marwazi (w. 294 H), As Sunnah, hal 13. Maktabah Syamilah).
Sumber : MuslimahNews.Id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar