Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ...
Alhamdulillah dalam muslimah blog update kembali seputar Kisah Inspiratif dengan judul "Meneladani Kisah Kesabaran dan Rasa Syukur Abu Qilabah"
Selamat membaca ..
Abu Qilabah merupakan nama sebutan seorang laki-laki yang diberikan kepada Abdullah Bin Zaid. Ia hidup dizaman khalifah Umar Bin Abdul Aziz dan wafat pada tahun 104 H.
Begini kisahnya,
Suatu hari ada seorang musafir, ia adalah Abdullah Bin Muhammad yang sedang berkuda di padang pasir dari suatu kota ke kota lain tepatnya diperbatasan wilayah Arisy di Negri Mesir, beliau sedang dalam keadaan kehabisan makan dan kelaparan hingga ditengah jalan seseorang tersebut mendapati suatu kemah, namun keadaan kemah tersebut terlihat memilukan, tidak ada makanan dan minuman, beliau terkejut karena hanya terlihat seseorang yang sedang terbaring dengan keadaan tanpa tangan dan kaki, kedua mata nya pun buta.
Musafir itu pun memberi salam.
Lalu kemudian, musafir tersebut datang mendekati, lalu berkata “Siapa anda ini? Mengapa anda berada di padang pasir seperti ini?”
Lalu penghuni kemah pun menjawab “Saya salah satu hamba Allah”
Lalu ditanya kembali “Kamu siapa?”
Lalu musafir menjawab “Saya adalah seorang musafir yang kehabisan makanan”
Penghuni kemah tanpa kaki dan tangan pun menjawab “Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang menyempurnakan nikmatnya pada saya”
“Wahai Tuan, apa yang membuat Anda bersyukur kepada Allah ? Sedangkan, kemah anda kosong tidak ada makanan dan minuman” tanya seorang musafir
“Diam lah wahai anak muda, anda tidak tahu kalau sebenarnya nikmat Allah sangat besar pada saya. Allah telah menganugerahkan aku lisan yang senantiasa berdzikir dan bersyukur?Itu sudah dapat menutupi semua kekurangan saya. Sebuah nikmat yang tidak bisa terhitung. Alhamdulilah atas segala hal”Jawab penghuni kemah
“Saya kagum dengan anda. Baiklah apa ada yang bisa saya bantu?” Tanya seorang musafir tadi
“Ada, anak tunggal laki-laki saya selalu menemani dan merawat saya disini. Sekarang sudah 3 hari belum pulang. Bisakah kamu cari ia disekitar kemah ini? Perlu kamu tahu didaerah ini
Mulailah musafir tersebut mencari keberadaan anak laki-laki itu. Tidak jauh dari kemah tersebut, dia melihat mayat anak laki-laki yang sedang dimakan oleh serigala.
Musafir tersebut melihat sang anak telah dicabik-cabik oleh serigala. Ia pun berpikir
“Bagaimana cara saya menjelaskan kepada orang ini. Dia sendiripun sudah susah, hidupnya dipadang pasir sendirian, lumpuh dan buta sementara anaknya sudah mati dimakan singa”
Musafir pun datang menemui penghuni kemah dan berkata
“Wahai saudaraku, apakah anda mengetahui kisah nabi Ayyub?”
“Tentu saja” jawab penghuni kemah
“Apakah bisa anda ceritakan saya sedikit tentang dia?”tanya seorang musafir
“Ayyub AS adalah orang yg tidak bisa dinilai kesabarannya, orang yg diuji Allah 20 tahun dengan penyakit dan dengan kematian 12 anak laki-laki beliau sehingga ditinggal oleh kaumnya dan hartanya habis” jawab penghuni kemah
“Benar sekali apa yang anda ucapkan.Saya berharap anda bisa jdi bagian kecil dari Ayyub. Anak anda telah mati dimakan singa”
Seorang musafir ini telah berfikir penghuni akan menangis setelah mendengat kabar anaknya yang telah mati. Namun, ia hanya tersenyum dan mengucap ...
“Alhamdulillah, anak saya telah mendahului anak saya kesurga”
“Kenapa anda bisa bilang seperti itu?” tanya musafir tersebut
“Anak saya sngat berbakti pda saya.Menurut teori syariah, kalau anak sholeh, sholat dan bisa jaga ibadah serta berbakti kepada orang tua, dia akan masuk surga. Anak saya seperti itu, saya yakin dia masuk surga”jawab penghuni kemah
“Baiklah...”
Tiba-tiba, penghuni kemah lumpuh pun berucap,
“اَشْهَدُاَنْالَااِلَهَ اِلَّااللهُ وَاَثْهَدُاَنَّ مُحَمَّدًا رَسٌؤلُ اللهِ”
Ia wafat, Lalu Abdullah bin Muhammad membaringkannya di tangannya dan berfikir apa yang harus ia perbuat. Laki-laki ini wafat dan aku seorang diri (mengurusi jenazahnya). Wahai Robbku siapa yang akan menolongku memandikan dan mengafaninya, apa yang harus kuperbuat?! Pada saat aku berfikir demikian dan jasad telah kututupi dengan mantelku. Tiba-tiba datang empat orang laki-laki yang mengendarai kuda.
Mereka mengatakan, “Wahai saudara, apa yang terjadi padamu?”
Abdullah mengatakan, “Segala puji bagi Allah yang telah membawa kalian kesini. Bantulah aku memandikan, mengafani, dan mensholatkan laki-laki ini.”
Mereka bertanya, “Siapa ini?”
Abdullah menjawab, “Aku juga tidak mengenalnya, dia dalam keadaan sakit dan memprihatinkan.” (Lalu Abdullah menceritakan kisahnya)
Mereka katakan, “Coba buka penutup wajahnya, bisa jadi kami mengenalnya.”
Akhirnya Abdullah membuka wajahnya, tiba-tiba mereka tersentak, lalu menciumi dan menangis, mereka mengatakan, “Subahanallah!!” wajah yang senantiasa bersujud kepada Allah, mata yang selalu menunduk dari yang diharamkan Allah, tangan yang tiada henti diangkat memohon kepada Allah.
Abdullah pun bertanya, “Kalian kenal laki-laki ini?”
Mereka balik bertanya, “Engkau tidak tahu?!”
Ia menjawab, “Tidak.”
Ini adalah Abu Qilabah, salah satu sahabat Ibnu Abbas rodhiyallaahu ‘anhu. Laki-laki ini, kholifah pun pernah ingin menjadikannya seorang hakim (qodhi), lalu ia menghindar dari jabatan tersebut. (dimana manusia pada saat ini meminta jabatan sebagai hakim) Jadi, Kholifah menginginkannya menjadi seorang hakim (qodhi), suatu jabatan khusus, yang mengatur hukum, dan menentukan hukum antar manusia, suatu kedudukan yang sangat mulia. Dia menolak jabatan tersebut kemudian datang ke Mesir untuk wafat dalam keadaan demikian (tidak dikenal). Tidak mau memangku jabatan sebagai hakim.
Lanjut cerita, ketika Abdullah Bin Muhammad tidur, lalu iapun memimpikan Abu Qilabah. Seraya berkata “Aku melihat Abu Qilabah berada di surga, di sebuah taman, ia mengenakan sutera hijau berjalan dengan terhormat di surga dengan penampilan yang menarik, ia berjalan di dalam surga, sambil membaca firman Allah dengan suara yang merdu.” سَلامٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ “Keselamatan (surga) bagi kalian sebagai balasan kesabaran kalian dahulu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” {QS. Ar-Ro’d:24}
Dalam mimpi tersebut, Abdullah berkata kepadanya, “Wahai saudara, bukankah engkau temanku itu? Bukankah kami telah menguburmu kemarin malam?”
Ia menjawab, “Iya betul, aku temanmu.”
Abdullah bertanya, “Apa yang menyebabkanmu sampai ke derajat demikian? Kenikmatan apa ini dan dari mana engkau memperolehnya?”
Ia (Abu Qilabah) mengatakan, “Sesungguhnya di surga terdapat tingkatan-tingkatan yang tidak akan dicapai kecuali dengan kesabaran ketika ditimpa musibah dan bersyukur di kala lapang.”
Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan kita sebagai hamba yang selalu bersabar dikala ditimpa cobaan dan selalu bersyukur atas segala nikmat-nikmat yang telah ia berikan. Ammin ya robbal ‘alamin.
Minggu, 22 Desember 2019
MENELADANI KISAH KESABARAN DAN RASA SYUKUR ABU QILABAH
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar