Boikot Film Bernuansa LGBT, Lindungi
Generasi
Assalamu’alaikum saudara-saudari muslim, kali ini
muslimah blog akan membahas berita terkini yang kami kutip dari postingan
Facebook Muslimah News Id. Muslimah blog kali ini akan mengangkat pembahasan
mengenai pemutaran dan pemboikotan film bernuansa LGBT yang lagi hangat
dibicarakan.
Berikut berita terkini yang kami kutip dari postingan
pada Facebook Muslimah News Id.
Film besutan Garin Nugroho menuai kontroversi di tanah
air. Ajakan memboikot film itu melalui petisi online change.org telah
ditandatangani 7.555 orang (per 27/04, 09.24 wib).
Sebelum diputar di seluruh bioskop tanah air, film
‘Kucumbu Tubuh Indahku’ telah ditayangkan di beberapa event dan festival film
internasional serta mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya ‘Bisato D’oro
Award Venice Independent Film Critic (Italia, 2018), Best Film pada Festival
Des 3 Continents (Perancis, 2018), dan Cultural Diversity Award under The
Patronage of UNESCO pada Asia Pasific Screen Awards (Australia, 2018).
Perolehan penghargaan internasional itu tak lantas
memuluskan penayangannya di Indonesia. Indonesia masih terikat dengan budaya
ketimuran seperti nilai moral dan nilai agama. Walaupun dikemas dengan nuansa kearifan
lokal, tak lantas ramah ditonton.
Dari sinopsis atau thrillernya saja sudah cukup
menggambarkan konten LGBT di dalamnya. Terlebih, dunia internasional adalah
sumber produksi gaya hidup liberal yang telah mengekspor LGBT ke negeri-negeri
Muslim.
Bagi seorang yang mengaku beriman kepada Allah,
Rasul-Nya dan hari akhir, wajib menjadikan aturan Allah sebagai pengatur
kehidupannya.
Menganggap baik apapun yang Allah nilai baik, dan
buruk apapun yang Allah nilai buruk.
Begitupun dalam memandang sebuah kesenian. Syariatlah
yang jadi panduan, bukan standar internasional yang jelas-jelas mendewakan
kebebasan dan menolak pengaturan agama. Bukan pula adat-istiadat yang jauh
menyimpang dari akidah.
Fakta yang terjadi di masyarakat tidak bisa dijadikan
pembenaran untuk melegalkan perilaku menyimpang tersebut. Karena fakta adalah
akibat yang muncul dari arus budaya kebebasan sebuah ideologi
sekuler-kapitalis.
Ketika seni tidak diatur oleh syariat, maka kehancuran
generasi -baik moral maupun fisik- adalah taruhannya.
Sudikah kita mengalaminya? Na'udzubillahi min dzalik.
Hendaklah, seni peran tetap berpegang kepada
fungsi-fungsinya yaitu fungsi agama, pendidikan, sosial, dll. Memberi ruang
bagi ditayangkannya film itu, sama saja memberi pengakuan atas penyimpangannya.
Padahal, perilaku menyimpang tersebut haram dan pelakunya dilaknat oleh Allah.
Mari berkarya demi kebangkitan dan kecerdasan
generasi.
Generasi kita telah dirusak dari segala sisi, maka
berikan mereka pendidikan yang membentuk
karakter positif dalam diri mereka. Itulah sistem pendidikan Islam, yang berasal dari Sang Pencipta. Wallahu
a'lam bishawab.
Sumber:
Postingan Facebook Muslimah News Id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar