Media Penjernih Pemikiran Umat

Sabtu, 04 Mei 2019

Boikot Film Bernuansa LGBT, Lindungi Generasi


Boikot Film Bernuansa LGBT, Lindungi Generasi


Assalamu’alaikum saudara-saudari muslim, kali ini muslimah blog akan membahas berita terkini yang kami kutip dari postingan Facebook Muslimah News Id. Muslimah blog kali ini akan mengangkat pembahasan mengenai pemutaran dan pemboikotan film bernuansa LGBT yang lagi hangat dibicarakan.

Berikut berita terkini yang kami kutip dari postingan pada Facebook Muslimah News Id.
Film besutan Garin Nugroho menuai kontroversi di tanah air. Ajakan memboikot film itu melalui petisi online change.org telah ditandatangani 7.555 orang (per 27/04, 09.24 wib).

Sebelum diputar di seluruh bioskop tanah air, film ‘Kucumbu Tubuh Indahku’ telah ditayangkan di beberapa event dan festival film internasional serta mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya ‘Bisato D’oro Award Venice Independent Film Critic (Italia, 2018), Best Film pada Festival Des 3 Continents (Perancis, 2018), dan Cultural Diversity Award under The Patronage of UNESCO pada Asia Pasific Screen Awards (Australia, 2018).

Perolehan penghargaan internasional itu tak lantas memuluskan penayangannya di Indonesia. Indonesia masih terikat dengan budaya ketimuran seperti nilai moral dan nilai agama. Walaupun dikemas dengan nuansa kearifan lokal, tak lantas ramah ditonton.

Dari sinopsis atau thrillernya saja sudah cukup menggambarkan konten LGBT di dalamnya. Terlebih, dunia internasional adalah sumber produksi gaya hidup liberal yang telah mengekspor LGBT ke negeri-negeri Muslim.

Bagi seorang yang mengaku beriman kepada Allah, Rasul-Nya dan hari akhir, wajib menjadikan aturan Allah sebagai pengatur kehidupannya.

Menganggap baik apapun yang Allah nilai baik, dan buruk apapun yang Allah nilai buruk.
Begitupun dalam memandang sebuah kesenian. Syariatlah yang jadi panduan, bukan standar internasional yang jelas-jelas mendewakan kebebasan dan menolak pengaturan agama. Bukan pula adat-istiadat yang jauh menyimpang dari akidah.

Fakta yang terjadi di masyarakat tidak bisa dijadikan pembenaran untuk melegalkan perilaku menyimpang tersebut. Karena fakta adalah akibat yang muncul dari arus budaya kebebasan sebuah ideologi sekuler-kapitalis. 

Ketika seni tidak diatur oleh syariat, maka kehancuran generasi -baik moral maupun fisik- adalah taruhannya.

Sudikah kita mengalaminya? Na'udzubillahi min dzalik.

Hendaklah, seni peran tetap berpegang kepada fungsi-fungsinya yaitu fungsi agama, pendidikan, sosial, dll. Memberi ruang bagi ditayangkannya film itu, sama saja memberi pengakuan atas penyimpangannya. Padahal, perilaku menyimpang tersebut haram dan pelakunya dilaknat oleh Allah.
Mari berkarya demi kebangkitan dan kecerdasan generasi.

Generasi kita telah dirusak dari segala sisi, maka berikan mereka pendidikan  yang membentuk karakter positif dalam diri mereka. Itulah sistem pendidikan Islam,  yang berasal dari Sang Pencipta. Wallahu a'lam bishawab.

Sumber:
Postingan Facebook Muslimah News Id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar