Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh ...
Alhamdulillah dalam muslimah blog update kembali "Berita Terkini" dengan judul "Ditengah pandemi covid-19: Berjamaah dirumah, samakah fadhilah nya?"
Selamat membaca ...
Alhamdulillah dalam muslimah blog update kembali "Berita Terkini" dengan judul "Ditengah pandemi covid-19: Berjamaah dirumah, samakah fadhilah nya?"
Selamat membaca ...
Disebutkan
dalam hadits Shahih riwayat Imam Bukhari dan Muslim bahwa shalat berjamaah itu
lebih utama daripada shalat di rumah 25-27 tingkatan, sebagaimana riyawat Abu
Hurairah:
Dari Abu Hurairah berkata:
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalat seorang
laki-laki dengan berjama'ah dibanding shalatnya di rumah atau di pasarnya lebih
utama (dilipat gandakan) pahalanya dengan dua puluh lima kali lipat...."
Lantas bagaimana dengan hari ini? Dimana sebagian
masjid meliburkan shalat berjamaah?
Pertama, hadits diatas
untuk shalat berjamaah di masa aman dan tanpa ada udzur syar'i. Ketika kita
masih punya pilihan antara hadir berjamaah ke masjid atau shalat sendiri di
rumah.
Tapi jika ada udzur syar'i,
baik udzur yang bersifat personal atau udzur bersama, maka insyaallah
transferan pahala berjamaah tetap akan didapat, meski sedang Shalat from Home.
Syaratnya kita biasa berjamaah di masjid. Sebagaimana hadits dari Abu Musa
radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اذَاَﻣِﺮضَ اﻟَْﻌْﺒُﺪ[1]ْو َﺳﺎﻓََﺮ، ُﻛِﺘﺐََﻟُﻪِﻣْﺜُﻞَﻣﺎ
َﻛﺎنََﻳْﻌَﻤُﻞُﻣِﻘﻴﻤًﺎ ﺻَِﺤﻴﺤًﺎ. (ﺻﺤﻴﺢ اﻟﺒﺨﺎري، (57 /4
“Jika seorang
hamba sakit atau melakukan safar (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala
sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat.” (HR. Bukhari)
Dari hadits itu, Ibnu Hajar Al-Asqalani (w. 852 H) mengatakan,
َوُﻫَﻮِﻓﻲ َﺣّﻖَﻣْﻦ َﻛﺎنََﻳْﻌَﻤﻞَﻃﺎﻋَﺔَﻓَﻤَﻨَﻊِﻣْﻨَﻬﺎَوَﻛﺎﻧَﺖِْﻧ[1]ﻴﺘﻪَﻟْﻮَﻻ اﻟَْﻤﺎﻧِﻊ[1]ْنَﻳُﺪوم َﻋَْﻠﻴَﻬﺎ
“Hadits di atas
berlaku untuk orang yang ingin melakukan ketaatan lantas terhalang dari
melakukannya. Padahal ia sudah punya niatan kalau tidak ada yang menghalangi,
amalan
tersebut akan dijaga rutin.” (Ibnu Hajar al-Asqalani, Fath Al-Bari, juz
6, hal. 136).
Orang yang hadir ke masjid
dan telat tak mendapatkan shalat berjamaah saja, masih mendapatkan transferan
pahala berjamaah full, tanpa dikurangi dari pahalanya orang yang berjamaah.
Sebagaimana hadits:
َﻋْﻦ[1]ِﺑﻲ ُﻫَﺮْﻳَﺮَة،َﻗﺎلَ:َﻗﺎلََرُﺳﻮلُ ا
[1]ِ ﺻَ[1]ﻠﻰ ا
ُ َﻋَْﻠﻴِﻪَوَﺳ[1]ﻠَﻢ: »َﻣْﻦَﺗَﻮﺿ[1]َﻓ[1]ْﺣَﺴَﻦُوُﺿﻮءَُه،ُﺛ[1]ﻢَراحََﻓَﻮَﺟَﺪ اﻟﻨﺎسََﻗْﺪ ﺻَ[1]ﻠْﻮا[1][1]ْﻋَﻄﺎهُ ا
[1]ُ َﺟ[1]ﻞَوَﻋ[1]ﺰِﻣْﺜَﻞ[1][1]ْﺟِﺮَﻣْﻦ ﺻَ[1]ﻼَﻫﺎَوَﺣﻀََﺮَﻫﺎَﻻَﻳْﻨُﻘُﺺَذِﻟﻚَِﻣْﻦ[1]ْﺟِﺮِﻫْﻢ َﺷْﻴًﺌﺎ.« (رواه أﺣﻤﺪ وأﺑﻮ داود واﻟﻨﺴﺎﺋﻲ).
“Barang siapa yang berwudhu dengan sempurna kemudian dia pergi ke
masjid, ternyata shalat jama’ah telah selesai, maka Allah akan berikan padanya
pahala seperti orang yang mengikuti shalat jamaah itu dan menghadirinya, tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasai).
Jadi, Semoga kita semua
meski shalatnya di rumah karena biasanya shalat berjamaah di masjid, akan tetap
mendapatkan pahala shalat berjamaah di masjid seperti biasanya. Masalahnya
satu, Kita tergolong orang yang dianggap rajin dan pantas mendapatkan
transferan pahala jamaah
Kedua, Para ulama
menjelaskan shalat berjamaah lebih utama dengan shalat di rumah dalam hadits
shahih Bukhari dan Muslim diatas, itu ketika shalatnya di rumah dilakukan
sendiri tanpa berjamaah.
Maka dalam keadaan aman tanpa ada udzur, Imam
an-Nawawi (w. 676 H) menjelaskan:
[1]اَذا ﺻَ[1]ﻠﻰ اﻟﺮ[1]ُﺟُﻞِﻓﻲَﺑْﻴِﺘِﻪِﺑَﺮِﻓﻴﻘِِﻪ،[1]ْوَزْوَﺟِﺘِﻪ،[1]ْوَوَﻟِﺪِه، َﺣﺎزََﻓِﻀﻴﻠََﺔ اﻟَْﺠَﻤﺎﻋَِﺔ،َﻟِﻜ[1]ﻨَﻬﺎِﻓﻲ اﻟَْﻤْﺴِﺠِﺪ[1]ْﻓﻀَُﻞ.َوَﺣْﻴﺚُ
َﻛﺎنَ اﻟَْﺠْﻤُﻊِﻣَﻦ اﻟَْﻤَﺴﺎﺟِِﺪ[1]ْﻛَﺜَﺮَﻓُﻬَﻮ[1]ْﻓﻀَﻞ.
(اﻟﻨﻮوي، روﺿﺔ اﻟﻄﺎﻟﺒﻴﻦ وﻋﻤﺪة اﻟﻤﻔﺘﻴﻦ، (341 /1
Ketika seorang laki- laki shalat di rumah
bersama temannya, atau istrinya, atau anaknya maka
dia tetap
memperolah fadhilah jamaah. Tetapi jika dilakukan di masjid maka itu lebih
utama. Dimana jamaah lebih banyak itu lebih utama. (Yahya bin Syaraf an-Nawawi
(w. 676 H), Raudhat
at-Thalibin, juz 1, hal. 341).
Lantas , berapa kali lipat
lebih baiknya daripada shalat sendiri? Wallahua'lam. Masalah pahala memang
manusia tak ada yang tahu. Kita tak bisa mengecek saldo pahala dan dosa kita
sebagaimana cek saldo tabungan di rekening.
Ketiga, meski shalat fardhu saat ini dilakukan di rumah, maka jika
dilakukan secara berjamaah itu lebih baik daripada sendiri-sendiri. Dengan
siapa? Dengan anggota keluarga dan orang serumah pastinya.
Sebagaimana hadits Nabi dari Ubay bin Ka'ab:
...َو[1]ا[1]ن ﺻََﻼَة اﻟﺮ[1]ُﺟﻞَِﻣَﻊ اﻟﺮ[1]ُﺟﻞِ[1]ْ[1]زَﻛﻰِﻣْﻦ ﺻََﻼِﺗِﻪَوْﺣَﺪُه،َوﺻََﻼُﺗُﻪَﻣَﻊ اﻟﺮ[1]ُﺟَْﻠﻴﻦِ[1]ْزَﻛﻰِﻣْﻦ ﺻََﻼِﺗِﻪَﻣَﻊ اﻟﺮ[1]ُﺟﻞِ،َوَﻣﺎ َﻛُﺜَﺮَﻓُﻬَﻮ[1]َﺣﺐ[1][1]اَﻟﻰ ا
[1]َِﺗَﻌﺎﻟَﻰ. (ﺳﻨﻦ أﺑﻲ داود، (152 /1
Sesungguhnya shalat
seseorang yang berjamaah dengan satu orang, adalah lebih baik daripada shalat
sendirian. Dan shalatnya bersama dua orang jamaah, adalah lebih baik daripada
shalat bersama seorang jamaah. Semakin banyak jama'ahnya, maka semakin dicintai
oleh Allah Ta'ala." (HR. Abu Daud).
Keempat, Kita itu kadang
unik. Dulu waktu sekolah, kangen ingin libur. Ketika libur, kangen ingin
sekolah. Ketika kerja, kangen tanggal merah. Beneran sekarang, semua tanggal
warnanya merah tanpa tahu kapan hitam lagi malah tambah bingung.
Ketika masa aman, Kita
males ke masjid . Ketika jamaah masjidnya libur, kangen masjid, bahkan setengah
ngeyel ingin ke masjid.
Maka, mari sama-sama berdoa
kepada Allah subhanahu wa ta'ala semoga wabah ini segera diangkat oleh Allah,
Allah limpahkan kesabaran dan kebaikan kepada Kita. Sehingga dari ujian ini,
Kita keluar sebagai orang-orang yang paling baik amalnya. Semua bisa kembali
merasa aman dan nyaman dalam beribadah, berjamaah, ngaji, termasuk juga mencari
rezeki halal. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar