Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh ...
Alhamdulillah dalam muslimah blog update kembali "Seputar Fiqih" dengan judul "Ditengah Pandemi Covid-19 : Muslimah Tetap Produktif"
Selamat membaca ...
Di antara perintah Allah kepada wanita muslimah
adalah perintah untuk tinggal dan menetap di rumah-rumah mereka. Sebuah
perintah yang banyak mengandung hikmah dan maslahat. Tidak hanya bagi wanita
itu sendiri, namun juga mengandung kemaslahatan bagi umat.
Perintah dari Dzat Yang Maha Hikmah
Wahai saudariku muslimah, renungkanlah firman dari
Rabbmu berikut ini. Rabb yang telah menciptakanmu, yang paling tahu tentang
kemaslahatan bagimu. Allah ‘Azza wa Jallaberfirman :
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ
الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى وَأَقِمْنَ الصَّلَاةَ وَآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ
وَرَسُولَهُ إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ
وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيراً
“Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah
kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah
Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa
dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al
Ahzab: 33).
Syaikh Abdurrahman bin Nashir As
Sa’di rahimahullah menjelaskan bahwa makna dari ayat {وَقَرْنَ فِي
بُيُوتِكُنَّ} yaitu menetaplah kalian di rumah kalian sebab hal itu lebih
selamat dan lebih memelihara diri kalian. Sedangkan makna ayat { وَلا تَبَرَّجْنَ
تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى } yaitu janganlah banyak keluar
dengan bersolek atau memakai parfum sebagaimana kebiasaan orang-orang
jahiliyah sebelum Islam yang tidak memiliki ilmu dan agama. Perintah
tersebut bertujuan untuk mencegah munculnya kejahatan dan sebab-sebabnya.
(Lihat Taisir Al Karimirrahmansurat Al Ahzab 33).
Allah Ta’ala berfirman:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ
الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan hendaknya kalian tetap di rumah kalian dan
janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah
dulu.” (QS. Al-Ahzab: 33).
Rumah adalah kantor terbaik bagi muslimah, disanalah
ia membangun karir dan merajut cita-cita untuk kebaikan kehidupan dunia dan
akhiratnya kelak.
Perintah agar muslimah menetap di rumahnya
mengandung banyak hikmah, diantaranya agar terjaga kehormatan, kesucian diri
dan kemuliaannya. Bahkan, tempat ibadah terbaik bagi muslimah adalah di
rumahnya.
Dari Ummu Humaid radhiallahuanha, beliau berkata:
“Wahai Rasulullah, saya sangat ingin sekali shalat bersama Anda.” Beliau
shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas menjawab :
قَدْ عَلِمْتُ أَنَّكِ تُحِبِّينَ الصَّلاةَ مَعِي وَصَلاتُكِ
فِي بَيْتِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاتِكِ فِي حُجْرَتِكِ وَصَلاتُكِ فِي حُجْرَتِكِ
خَيْرٌ مِنْ صَلاتِكِ فِي دَارِكِ وَصَلاتُكِ فِي دَارِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاتِكِ
فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ وَصَلاتُكِ فِي مَسْجِدِ قَوْمِكِ خَيْرٌ لَكِ مِنْ صَلاتِكِ
فِي مَسْجِدِي قَالَ فَأَمَرَتْ فَبُنِيَ لَهَا مَسْجِدٌ فِي أَقْصَى شَيْءٍ مِنْ بَيْتِهَا
وَأَظْلَمِهِ فَكَانَتْ تُصَلِّي فِيهِ حَتَّى لَقِيَتْ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
“Aku
sudah tahu bahwa engkau sangat ingin shalat (berjamaah) bersamaku, namun
shalatmu di dalam kamar khususmu (bait) lebih utama daripada shalatmu di ruang
tengah rumahmu (hujrah),
dan
shalatmu di ruang tengah rumahmu lebih baik daripada shalatmu di ruang depan
rumahmu,
dan
shalatmu di ruang depan rumahmu lebih baik daripada shalatmu di masjid kaummu,
dan
shalatmu di masjid kaummu, lebih baik daripada shalatmu di masjidku ini (Masjid
Nabawi).
Ummu
Humaid lalu meminta untuk dibangunkan tempat shalat di pojok kamarnya yang
paling gelap. Dan ia melakukan shalat di sana hingga berjumpa dengan Allah Azza
wa Jalla” (HR. Ahmad no. 27090 dan Ibnu Hibban no. 2217, Ibnu Khuzaimah no.
1689, dishahihkan Al Albani rahimahullah).
Sayangnya, muncul anggapan bahwa membangun karir dan
produktifitas hanya bisa dilakukan di luar rumah hingga kadang melanggar
batasan syariat (ikhtilath, tabarruj).
Tentu anggapan ini keliru. Muslimah tetap bisa
produktif walaupun menetap di dalam rumah. Bukan karena ia hanya dirumah,
lantas tertutuplah jalan-jalan kebaikan untuknya.
Abu Darda radhiyallahu ‘anhu pernah menulis surat
kepada Salman al-Farisi radhiyallahu ‘anhu agar kembali ke tanah yang disucikan
(Baitul Maqdis). Salman al-Farisi mengatakan :
إِنَّ الْاَرْضَ لَا تُقَدِّسُ أَحَدًا وَإِنَّمَا يُقَدِّسُ
الْإِنْسَانَ عَمَلُهُ
“Tempat tidaklah mensucikan seseorang. Namun yang
mensucikan seseorang adalah amalnya.” (Al-Muwatta’ No. 2232, bab Jaami’
al-Qadha wa Karahiyyatih)
Maksudnya, bahwa semata-mata tinggal dan menetap di
tempat tertentu tidaklah menghapuskan dosa atau menaikkan derajat seseorang,
namun yang menaikkan derajat seseorang di sisi Allah adalah amal shalih yang ia
lakukan dimanapun ia berada.
Agar muslimah tetap produktif di rumah, ia bisa
melakukan langkah-langkah di bawah ini:
1. Bertaqwa kepada Allah dan mengharapkan keberkahan
di setiap aktivitas
Kunci produktivitas adalah keberkahan waktu dan
tidak melakukan aktivitas yang sia-sia. Ruang gerak bisa terbatas, tapi jalan
mendapatkan pahala Allah terbuka sangat luas dengan porsi yang sama bagi muslim
maupun muslimah.
Bagi muslimah yang menetap di rumah karena
ketaqwaannya kepada Allah Ta’ala tentu sudah mendapatkan balasan di sisi Allah
karena niatnya untuk ketaatan. Luruskan niat dan jujur kepada Allah bahwa kita
memang ingin pengoptimalkan waktu untuk kebaikan.
Dimanapun kita berada, mintalah keberkahan kepada
Allah untuk setiap aktivitas. Diantara tanda keberkahan waktu adalah Allah
jauhkan kita dari aktivitas yang sia-sia.
Ibnu ‘Aqil al-Hanbali rahimahullaah menuturkan :
“Saya persingkat waktu makan saya sesingkat mungkin
sehingga saya lebih memilih kue basah daripada roti tawar kering karena antara
keduanya ada perbedaan waktu dalam mengunyahnya, hal tersebut saya lakukan
untuk mendapatkan waktu yang lebih untuk menelaah dan menulis ilmu yang belum
saya dapatkan.” (Dzail Thabaqat Al-Hanabilah, Ibnu Rajab Al-Hanbali)
2. Senantiasa memperbanyak dzikir
Muslimah yang tinggal di rumah sering berhadapan
dengan berbagai pekerjaan rumah. Kadang muslimah merasa amat lelah dan bosan.
Salah satu obat mujarabnya adalah dengan memperbanyak dzikir kepada Allah.
Dzikir akan menyejukkan hati dan mendatangkan ketenangan.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ
اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tentram dengan berdzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’du : 28).
3. Menyibukkan diri dengan ilmu
Menuntut ilmu adalah kewajiban setiap muslim dan
muslimah. Dengan mudahnya akses belajar saat ini, muslimah bisa menuntut ilmu
di rumahnya. Ia bisa belajar melalui rekaman kajian, membaca buku-buku bermanfaat
dan mengkajinya.
Sebagian muslimah lalai dari kesungguhan menuntut
ilmu, sehingga kita dapati muslimah yang semangat beramal tanpa ilmu. Ia
menyangka telah mendekatkan diri kepada Allah, padahal amalnya jauh dari apa
yang Allah perintahkan melalui Rasul-Nya.
Banyak muslimah yang lalai dari mempelajari
hukum-hukum yang khusus untuk dirinya seperti tatacara berhijab yang sesuai
syariat, hukum seputar haid, istihadhoh dan nifas, adab berinteraksi dengan
non-mahram, dll.
4. Memiliki aktivitas bermanfaat yang digemari
Cobalah miliki hobi yang positif yang dilakukan di
rumah sehingga muslimah merasa bermanfaat dan tidak bosan.Misalnya menulis,
membaca dan menelaah buku, menjahit, berkebun, mengajar, dll.
Tentu waktu dan porsinya disesuikan dengan keluangan
setiap muslimah dan tidak mengganggu kewajibannya kepada Allah, Rasul-Nya,
suami maupun keluarganya.
5. Mendidik anak-anak
Rumah adalah madrasah pertama setiap manusia. Wanita
dengan perannya sebagai ibu akan menjadi guru pertama untuk anak-anaknya.
Seorang ibu yang sadar akan peran dan pengaruhnya kepada anak-anaknya akan
berusaha membangun pondasi yang kokoh untuk madrasahnya sehingga anak-anaknya
tumbuh menjadi anak-anak yang shalih dan muslih. Anak yang shalih akan menjadi
investasi berharga bagi orangtuanya.
Apa yang ia tanamkan kepada anaknya berupa ilmu,
adab dan akhlaq mulia akan akan menghasilkan banyak pahala, yaitu pahala
mendidik anak, pahala berdakwah dan pahala jariah jika sang anak mengamalkannya.Mendidik
dan merawat buah hati sudah cukup membuat muslimah produktif di dalam rumahnya
dengan berbagai aktivitas mendidik dan belajar.Setiap sudut rumahmu ada pahala.
Muslimah menjadi tidak produktif di rumah karena ia
merasa sibuk dengan aktivitas yang sia-sia seperti membereskan rumah,
menyiapkan makanan, mencuci pakaian keluarganya atau aktivitas lainnya yang
terkesan tidak menghasilkan apa-apa.
Padahal, tidak ada kebaikan yang sia-sia di sisi
Allah. Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ
“Maka barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sebesar
dzarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.” (QS. Al-Zalzalah: 7).
Bahkan seorang wanita akan mendapatkan kemuliaan
memasuki surga dari pintu manapun yang ia suka, hanya dengan empat syarat yang
disebutkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam haditsnya :
إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا، وَصَامَتْ شَهْرَهَا،
وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا، وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا: ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ
أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ
“Ketika wanita shalat lima waktu, berpuasa ramadhan,
menjaga kehormatan kemaluannya, dan taat kepada suaminya, akan dikatakan
kepadanya (diakherat kelak) : ‘masuklah surga dari pintu mana saja yang engkau
kehendaki’” (HR. Ahmad no. 1161 dan Al-Albani rahimahullah mengatakan hasan
lighairi).
Kuncinya adalah ikhlas, melakukannya karena Allah
Ta’ala. Niatkan setiap aktivitas rumah tangga untuk mendapatkan ridho Allah
dengan berbakti kepada orangtua atau suami dan memudahkan urusan mereka.
Semoga para muslimah Allah mudahkan untuk meraih
banyak keutamaan di rumahnya. Wallaahu a’lam.
Sumber : muslimah.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar